Implementasi Nilai-Nilai Islam dalam
Lingkungan Sekolah
Deta Zahra Fauziah | 2201105008
Islam Disiplin Ilmu | 6B
Dosen Pengampu: Isnawati Nurul Azizah, M. Hum.
Islam merupakan agama yang mengatur
segala hal kehidupan demi kebaikan umatnya. Salah satu hal yang diwajibkan
dalam Islam ialah menuntut ilmu. Ilmu dapat dicari dimana saja. Indonesia
memfasilitasi warga negaranya menuntut ilmu dengan pendidikan formal, sehingga
terdapat kalimat “sekolah merupakan tempat menuntut ilmu”. Selama menuntut ilmu
di sekolah, tentu terdapat integrasi antara ilmu-ilmu pengetahuan hingga
integrasi nilai-nilai agama dalam ilmu pengetahuan. Integrasi islam dalam ilmu
pengetahuan sangat dibutuhkan karena Islam telah mengatur segala suatu dalam
quran maupun hadits. Nilai-nilai Islam dapat pula diimplementasikan di
lingkungan sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang ada. Pada artikel ini akan
dibahas bagaimana wujud implementasi nilai-nilai Islam di lingkungan sekolah.
Untuk mengetahui pengimplementasian
nilai-nilai Islam di lingkungan sekolah, dilakukan observasi langsung dengan
mewawancarai guru Pendidikan Agama Islam pada tiap sekolah. Observasi dilakukan
di dua sekolah jenjang SMA/sederajat dengan, yaitu di SMA Negeri 13 Depok dan
SMK HUTAMA Pondok Gede. Adapun pelaksanaan observasi di dua sekolah berbeda
bertujuan untuk menganalisis bagaimana cara masing-masing sekolah
mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kegiatan/program yang dilaksanakan.
Hasil observasi yang dilakukan juga dipublikasi dalam video yang diunggah di
YouTube dan dapat ditonton melalui tautan berikut (https://youtu.be/k4miwjwLxp4?si=7GHBYwZ8hYaWfJQS).
Berdasar hasil wawancara bersama Pak
Lisep Rohimat, S. Pd. I. selaku guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri
13 Depok, nilai-nilai Islam diterapkan sebagai kegiatan pembiasaan baik, di
antaranya salat duha, tadarus quran, dan cleanish
iqra. Salat duha dilakukan bergantian dan terjadwal dikarenakan fasilitas
sekolah yang belum memadai untuk menampung semua peserta didik. Tadarus quran
sempat dilakukan terjadwal seminggu sekali dengan target satu kelas membaca
satu juz, akan tetapi kegiatan ini masih disesuaikan dengan jadwal dan kondisi
lingkungan sekolah.
Cleanish
iqra merupakan salah satu program unggulan yang diselenggarakan oleh pihak
sekolah untuk membantu peserta didik yang belum mampu membaca quran dengan
lancar. Kegiatan ini sudah dilaksanakan cukup lama dan sempat terjeda selama
masa pandemi Covid-19, namun saat ini sudah kembali dilakukan. Sasaran utama
dari kegiatan cleanish iqra ini ialah
peserta didik kelas 10 atau kelas 11 yang belum lancar bahkan belum bisa
membaca quran. Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada tiap semesternya, peserta
didik akan melalui tes baca tulis quran terlebih dahulu oleh masing-masing guru
PAI, jika terdapat peserta yang direkomendasikan untuk mengikuti cleanish iqra akan dibimbing secara
berkala dengan harapan setelah menamati jenjang SMA peserta didik mampu membaca
quran. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ini tentu difasilitasi dan
didukung penuh oleh pihak sekolah dengan menghadirkan pembimbing dari luar sekolah
dan dilaksanakan seminggu sekali agar hasilnya lebih maksimal.
Hadirnya kegiatan cleanish iqra ini mendapat respon
bervariatif dari peserta didik, dimulai dari respon baik dan mengikuti kegiatan
tersebut dengan sungguh-sungguh hingga terdapat peserta didik yang menolak
mengikuti kegiatan tersebut. Pihak sekolah terus mengupayakan koordinasi dengan
wali kelas dan orang tua dari peserta didik untuk mensupport anak-anaknya
mengikuti kegiatan ini. Guru juga berkoordinasi langsung dengan peserta didik
agar dapat mengikuti kegiatan ini dengan umpan balik mendapatkan nilai tambahan
dalam mata pelajaran PAI bagi peserta didik yang mengikutinya.
Tidak hanya itu, di SMA Negeri 13
Depok juga mengadakan kegiatan pengimplementasian nilai-nilai Islam di
lingkungan sekolah yang dilaksanakan berdasarkan momentum, seperti Tahun Baru
Islam (Muharam), Maulid Nabi, Isra Mi’raj, dan Pesantren Kilat.
Observasi kedua dilakukan di SMK
HUTAMA Pondok Gede dengan mewawancarai Ibu Sarah, guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) kelas 10 dan kelas 11. Meskipun sekolah umum, SMK HUTAMA Pondok Gede
tetap menerapkan nilai-nilai Islam dalam kegiatan sekolah dan dilaksanakan
secara rutin di hari Kamis dan Jum’at. Pada hari Kamis, peserta didik akan
melaksanakan salat duha berjamaah diiringi dengan membaca quran dan ratib,
dilaksanakan sebelum memulai pembelajaran. Di hari Jum’at peserta didik
laki-laki melaksanakan Salat Jum’at di masjid sekolah sedangkan peserta didik
perempuan mengikuti keputrian. Seperti yang disampaikan sebelumnya, SMK HUTAMA
Pondok Gede adalah sekolah umum, sehingga respon peserta didik pada awalnya
sedikit terpaksa dan menjadi terbiasa dengan upaya dari pihak sekolah.
Pihak sekolah mengupayakan
konsistensi tingkat partisipasi peserta didik dalam kegiatan dengan mengadakan
absensi yang terdapat di meja piket sebagai tolak ukur, dengan tujuan
membiasakan peserta didik disiplin dalam melaksanakan kewajibannya sebagai
muslim. Absensi ini hanya disalurkan ke wali kelas, jika terdapat peserta didik
yang terbilang jarang mengikuti kegiatan akan dinasihati dan dibimbing untuk
mengikuti kegiatan tersebut. Respon orang tua mengenai kegiatan-kegiatan ini
sangat baik, tidak sedikit orang tua yang menyampaikan kesan baik kepada pihak
sekolah mengenai kebiasaan anaknya melaksanakan salat duha maupun hafalan surat
walaupun hanya beberapa ayat. Adapun kegiatan keputrian yang dilaksanakan di
sekolah ini tidak selalu mengenai ilmu-ilmu Islam saja, melainkan mencakup ilmu
kehidupan, seperti ilmu seputar bumbu dapur, menjahit, dan lain sebagainya.
Keputrian dipandu oleh guru perempuan yang telah diberi jadwal dan materi yang
akan disampaikan nantinya. Jadi kegiatan ini jelas didukung oleh pihak sekolah
karena melibatkan peran guru secara langsung. Apabila terdapat peserta didik
yang tidak mengikuti kegiatan pembiasaan ini lebih dari tiga kali akan
diberikan sanksi berupa hafalan surat oleh guru piket yang bertugas.
Dari observasi yang telah dilakukan,
dapat dianalisis bahwa pada tiap-tiap sekolah tentunya memiliki program
pembiasaan terhadap nilai-nilai Islam yang bertujuan baik dan membantu peserta
didik menjadi lebih disiplin dan taat sebagai seorang muslim. Kesamaan program
yang dimiliki oleh kedua sekolah observasi ialah pembiasaan salat duha dan
tadarus quran. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan positif yang dapat
membantu peserta didik lebih taat dan dekat kepada Allah SWT. Semua program
pengimplementasian nilai-nilai Islam di sekolah harus terus didukung dan
dikembangkan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan karena
menuntut ilmu haruslah seimbang duniawi dan akhirat. Semoga pihak sekolah dapat
konsisten dalam menjaga motivasi peserta didik untuk terus mengikuti program
ini. Semoga peserta didik dapat merasakan manfaat yang didapat dari program
yang diikuti dan dapat terus menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.