Jumat, 19 Juli 2024

Implementasi Nilai-Nilai Islam dalam Lingkungan Sekolah

 

Implementasi Nilai-Nilai Islam dalam Lingkungan Sekolah

 

Deta Zahra Fauziah | 2201105008

Islam Disiplin Ilmu | 6B
Dosen Pengampu: Isnawati Nurul Azizah, M. Hum.

 

            Islam merupakan agama yang mengatur segala hal kehidupan demi kebaikan umatnya. Salah satu hal yang diwajibkan dalam Islam ialah menuntut ilmu. Ilmu dapat dicari dimana saja. Indonesia memfasilitasi warga negaranya menuntut ilmu dengan pendidikan formal, sehingga terdapat kalimat “sekolah merupakan tempat menuntut ilmu”. Selama menuntut ilmu di sekolah, tentu terdapat integrasi antara ilmu-ilmu pengetahuan hingga integrasi nilai-nilai agama dalam ilmu pengetahuan. Integrasi islam dalam ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan karena Islam telah mengatur segala suatu dalam quran maupun hadits. Nilai-nilai Islam dapat pula diimplementasikan di lingkungan sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang ada. Pada artikel ini akan dibahas bagaimana wujud implementasi nilai-nilai Islam di lingkungan sekolah.  

            Untuk mengetahui pengimplementasian nilai-nilai Islam di lingkungan sekolah, dilakukan observasi langsung dengan mewawancarai guru Pendidikan Agama Islam pada tiap sekolah. Observasi dilakukan di dua sekolah jenjang SMA/sederajat dengan, yaitu di SMA Negeri 13 Depok dan SMK HUTAMA Pondok Gede. Adapun pelaksanaan observasi di dua sekolah berbeda bertujuan untuk menganalisis bagaimana cara masing-masing sekolah mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kegiatan/program yang dilaksanakan. Hasil observasi yang dilakukan juga dipublikasi dalam video yang diunggah di YouTube dan dapat ditonton melalui tautan berikut (https://youtu.be/k4miwjwLxp4?si=7GHBYwZ8hYaWfJQS).

            Berdasar hasil wawancara bersama Pak Lisep Rohimat, S. Pd. I. selaku guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 13 Depok, nilai-nilai Islam diterapkan sebagai kegiatan pembiasaan baik, di antaranya salat duha, tadarus quran, dan cleanish iqra. Salat duha dilakukan bergantian dan terjadwal dikarenakan fasilitas sekolah yang belum memadai untuk menampung semua peserta didik. Tadarus quran sempat dilakukan terjadwal seminggu sekali dengan target satu kelas membaca satu juz, akan tetapi kegiatan ini masih disesuaikan dengan jadwal dan kondisi lingkungan sekolah.

            Cleanish iqra merupakan salah satu program unggulan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah untuk membantu peserta didik yang belum mampu membaca quran dengan lancar. Kegiatan ini sudah dilaksanakan cukup lama dan sempat terjeda selama masa pandemi Covid-19, namun saat ini sudah kembali dilakukan. Sasaran utama dari kegiatan cleanish iqra ini ialah peserta didik kelas 10 atau kelas 11 yang belum lancar bahkan belum bisa membaca quran. Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada tiap semesternya, peserta didik akan melalui tes baca tulis quran terlebih dahulu oleh masing-masing guru PAI, jika terdapat peserta yang direkomendasikan untuk mengikuti cleanish iqra akan dibimbing secara berkala dengan harapan setelah menamati jenjang SMA peserta didik mampu membaca quran. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ini tentu difasilitasi dan didukung penuh oleh pihak sekolah dengan menghadirkan pembimbing dari luar sekolah dan dilaksanakan seminggu sekali agar hasilnya lebih maksimal.

            Hadirnya kegiatan cleanish iqra ini mendapat respon bervariatif dari peserta didik, dimulai dari respon baik dan mengikuti kegiatan tersebut dengan sungguh-sungguh hingga terdapat peserta didik yang menolak mengikuti kegiatan tersebut. Pihak sekolah terus mengupayakan koordinasi dengan wali kelas dan orang tua dari peserta didik untuk mensupport anak-anaknya mengikuti kegiatan ini. Guru juga berkoordinasi langsung dengan peserta didik agar dapat mengikuti kegiatan ini dengan umpan balik mendapatkan nilai tambahan dalam mata pelajaran PAI bagi peserta didik yang mengikutinya.

            Tidak hanya itu, di SMA Negeri 13 Depok juga mengadakan kegiatan pengimplementasian nilai-nilai Islam di lingkungan sekolah yang dilaksanakan berdasarkan momentum, seperti Tahun Baru Islam (Muharam), Maulid Nabi, Isra Mi’raj, dan Pesantren Kilat.

            Observasi kedua dilakukan di SMK HUTAMA Pondok Gede dengan mewawancarai Ibu Sarah, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 10 dan kelas 11. Meskipun sekolah umum, SMK HUTAMA Pondok Gede tetap menerapkan nilai-nilai Islam dalam kegiatan sekolah dan dilaksanakan secara rutin di hari Kamis dan Jum’at. Pada hari Kamis, peserta didik akan melaksanakan salat duha berjamaah diiringi dengan membaca quran dan ratib, dilaksanakan sebelum memulai pembelajaran. Di hari Jum’at peserta didik laki-laki melaksanakan Salat Jum’at di masjid sekolah sedangkan peserta didik perempuan mengikuti keputrian. Seperti yang disampaikan sebelumnya, SMK HUTAMA Pondok Gede adalah sekolah umum, sehingga respon peserta didik pada awalnya sedikit terpaksa dan menjadi terbiasa dengan upaya dari pihak sekolah.

            Pihak sekolah mengupayakan konsistensi tingkat partisipasi peserta didik dalam kegiatan dengan mengadakan absensi yang terdapat di meja piket sebagai tolak ukur, dengan tujuan membiasakan peserta didik disiplin dalam melaksanakan kewajibannya sebagai muslim. Absensi ini hanya disalurkan ke wali kelas, jika terdapat peserta didik yang terbilang jarang mengikuti kegiatan akan dinasihati dan dibimbing untuk mengikuti kegiatan tersebut. Respon orang tua mengenai kegiatan-kegiatan ini sangat baik, tidak sedikit orang tua yang menyampaikan kesan baik kepada pihak sekolah mengenai kebiasaan anaknya melaksanakan salat duha maupun hafalan surat walaupun hanya beberapa ayat. Adapun kegiatan keputrian yang dilaksanakan di sekolah ini tidak selalu mengenai ilmu-ilmu Islam saja, melainkan mencakup ilmu kehidupan, seperti ilmu seputar bumbu dapur, menjahit, dan lain sebagainya. Keputrian dipandu oleh guru perempuan yang telah diberi jadwal dan materi yang akan disampaikan nantinya. Jadi kegiatan ini jelas didukung oleh pihak sekolah karena melibatkan peran guru secara langsung. Apabila terdapat peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan pembiasaan ini lebih dari tiga kali akan diberikan sanksi berupa hafalan surat oleh guru piket yang bertugas.

            Dari observasi yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa pada tiap-tiap sekolah tentunya memiliki program pembiasaan terhadap nilai-nilai Islam yang bertujuan baik dan membantu peserta didik menjadi lebih disiplin dan taat sebagai seorang muslim. Kesamaan program yang dimiliki oleh kedua sekolah observasi ialah pembiasaan salat duha dan tadarus quran. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan positif yang dapat membantu peserta didik lebih taat dan dekat kepada Allah SWT. Semua program pengimplementasian nilai-nilai Islam di sekolah harus terus didukung dan dikembangkan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan karena menuntut ilmu haruslah seimbang duniawi dan akhirat. Semoga pihak sekolah dapat konsisten dalam menjaga motivasi peserta didik untuk terus mengikuti program ini. Semoga peserta didik dapat merasakan manfaat yang didapat dari program yang diikuti dan dapat terus menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Implementasi Nilai-Nilai Islam dalam Lingkungan Sekolah

  Implementasi Nilai-Nilai Islam dalam Lingkungan Sekolah   Deta Zahra Fauziah | 2201105008 Islam Disiplin Ilmu | 6B Dosen Pengampu: ...