Senin, 12 Juni 2023

Psikologi Belajar Matematika

 

Perbedaan Gender Dalam Matematika



Apa itu gender?

Berbeda dengan jenis kelamin yang identik dengan perbedaan bentuk fisik, gender lebih mengarah kepada karakteristik manusia. Dikutip dari situs World Health Organization, gender mengacu kepada karakteristik antara perempuan dan laki-laki secara sosial maupun kultural. Gender bersifat tidak kodrati dan dapat berubah tergantung waktu, budaya, dan lingkungan.

Indonesia mengakui adanya dua jenis gender, yakni peremuan dan laki-laki. Dalam perkembangannya terjadi proses yang sangat panjang sehingga sering kali menghasilkan ketidaksetaraan gender yang disebabkan oleh berbagai faktor. Perbedaan gender juga terlihat dalam konteks pendidikan. Perbedaan gender dapat mempengaruhi perbedaan psikologis dalam belajar, terutama dalam partisipasi serta prestasi belajar antara perempuan dan laki-laki.


Seperti apa perbedaan gender dalam matematika?

Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan diwajibkan ada di sekolah mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Namun, masih banyak yang memiliki kesan negatif terhadap matematika. Dalam belajar matematika, ada banyak faktor yang perlu diperhatikan salah satunya adalah gender. Perbedaan gender tentu menyebabkan banyak perbedaan ketika belajar matematika.

Nafian Kurtetsky mengemukakan perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam belajar matematika: 

  1. Laki-laki pandai bernalar dan perempuan pandai dalam ketepatan, ketelitian, dan pemikiran yang matang.
  2. Laki-laki memiliki keterampilan matematika dan mekanik yang lebih baik dari pada perempuan. 
Pendapat ini menunjukkan bahwa laki-laki dapat lebih baik dalam matematika, sedangkan perempuan lebih baik dalam aspek efektif (kerja keras, teliti, dan hati-hati).

Sementara McCovey dan Jacklin berpendapat bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kemampuan yang berbeda seperti: 

  1. Perempuan memiliki kemampuan bahasa yang lebih tinggi dari laki-laki. 
  2. Laki-laki lebih unggul dari perempuan dalam kemampuan visual spasial. 
  3. Laki-laki memiliki kemampuan matematika yang sangat baik.

Berdasar kedua pendapat tersebut, terdapat pula berbagai pendapat dan penelitian lain mengenai aspek gender dalam pembelajaran matematika. Studi psikologi menunjukkan bahwa peserta didik memiliki perbedaan gender dalam keterampilan bermatematika. Perbedannya terletak pada cara bagaimana perempuan dan laki-laki menyelesaikan masalah. Jadi, terdapat perbedaan pandangan mengenai ini yang disebabkan oleh beberapa faktor.


Apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan gender dalam matematika?

  1. Steorotip gender
    Steorotip yang ada dalam masyarakat mengenai kemampuan matematika antara perempuan dan laki-laki dapat mempengaruhi persepsi dan eskpetasi mereka. Misalnya terdapat steorotip yang menyatakan bahwa laki-laki lebih baik dalam matematika dari perempuan, maka hal tersebut dapat menyebabkan perempuan kurang percaya diri dan kurang termotivasi dalam belajar matematika.  
  2. Persepsi diri dan epercayaan diri
    Kepercayaan diri individu terhadap kemampuan matematika mereka juga dapat mempengaruhi hasil akademik. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki diri yang lebih rendah dalam matematika dibandingkan laki-laki. Persepsi diri yang rendah ini dapat mempengaruhi motivasi mereka untuk belajar matematika secara aktif.
  3. Lingkungan belajar
    Lingkungan belajar yang tidak inklusif dapat mempengaruhi partisipasi dan keterlibatan gender dalam matematika. Faktor seperti perbedaan perlakuan, steorotip gender yang ada di kelas, dan kurangnya peran model perempuan yang sukses dalam matematika dapat menciptakan rasa tidak nyaman atau merasa tidak diterima bagi peserta didik perempuan.
  4. Pendekatan belajar
    Pendekatan pengajaran yang diadopsi oleh pendidik dapat mempengaruhi partisipasi dan pencapaian gender dalam matematika. Misalnya, jika pengajaran lebih didominasi oleh pendekatan kompetitif yang mendorong persaingan antara peserta didik, hal ini mungkin lebih menguntungkan laki-laki yang cenderung lebih tertarik pada kompetisi.
  5. Minat dan pilihan karir
    Perbedaan minat dan pilihan karir antara perempuan dan laki-laki juga dapat mempengaruhi partisipasi dan pencapaian dalam matematika. Beberapa bidang yang banyak melibatkan matematika, seperti ilmu teknik dan ilmu komputer, masih didominasi oleh laki-laki. Faktor-faktor sosial dan budaya dapat mempengaruhi minat dan pilihan karir individu.

Kemampuan matematika antara perempuan dan laki-laki bukanlah sebuah takdir yang tidak dapat diubah. Karena pada hakikatnya, gender bukan termasuk perbedaan biologis yang melekat pada individu. Dengan demikian, perbedaan kemampuan matematika berdasar gender dapat diubah dipengaruhi oleh sikap, perilaku, dan tidakan sosial yang berlaku di sekitarnya.


Mengatasi perbedaan gender dalam matematika

  1. Kesadaran dan pendidikan
    Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang perbedaan gender dalam matematika dan menghilangkan steorotip yang mengaitkan kemampuan matematika dengan gender agar dapat membantu mengatasi persepsi negatif dan memotivasi semua peserta didik untuk belajar matematika tanpa memandang gender.
  2. Lingkungan belajar yang inklusif
    Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendorong partisipasi semua peserta didik tanpa memandang gender sangatlah penting. Pendidik dan lembaga pendidikan dapat memastikan bahwa suasana belajar dapat menghargai dan mendukung semua peserta didik dengan memberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkontribusi.
  3. Peningkatan peran model perempuan
    Melibatkan tokoh perempuan yang sukses dalam matematika sebagai peran model dapat menginspirasi dan memotivasi peserta didik perempuan untuk mengejar mata pelajaran tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui pelibatan perempuan dalam ceramah tamu atau mentoring peserta didik perempuan.
  4. Pendidikan guru
    Penting bagi pendidik untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai perbedaan gender dalam matematika dan cara mengatasi perbedaan tersebut. Pendidik dapat dilatih untuk mengenali steorotip gender. memberi umpan yang baik dan setara kepada semua peserta didik, dan menggunakan metode pembelajaran inklusif untuk mendorong partisipasi peserta didik.
  5. Peningkatan kepercayan diri
    Penting untuk memberi dukungan dan pembinaan khusus untuk meningkatkan kepercayaan diri perempuan dalam kemampuan matematika mereka. Ini dapat melibatkan memberikan umpan balik positif, memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan menciptakan lingkungan di mana kesalahan dianggap sebagai bagian dari proses belajar.
  6. Menghapus bias dalam pembelajaran
    Mengidentifikasi dan menghapus bias gender dalam materi pengajaran matematika adalah langkah penting. Materi pengajaran harus mencakup contoh dan konteks yang relevan bagi semua peserta didik, dan tidak memperkuat stereotip atau preferensi gender tertentu.
  7. Program dan inisiatif khusus
    Implementasi program dan inisiatif khusus yang mendukung partisipasi dan prestasi perempuan dalam matematika dapat membantu mengatasi perbedaan gender. Ini dapat termasuk mentoring khusus, klub matematika, atau program dukungan yang dirancang khusus untuk peserta didik perempuan.


Salah satu temuan terkini (Mullis, 2004), baik studi nasional maupun internasional, menunjukkan bahwa perbedaan gender dalam matematika mengalami penurunan, tahun demi tahun. Hasil-hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa anak perempuan secara konsisten memperoleh prestasi yang lebih baik daripada anak laki-laki di kelas. Hal ini dikarenakan oleh perbedaan cara belajar mereka.

Orhun (2007) menemukan bahwa perempuan lebih menyukai gaya belajar konvergen. Kemampuan belajar yang dominan menggunakan konseptualisasi abstrak dan melakukan eksperimentasi secara aktif. Sedangkan laki-laki kebanyakan lebih suka gaya belajar assimilator. Kemampuan belajar yang dominan menggunakan konseptualisasi abstrak dan observasi refleksi. Mereka belajar dengan melihat dan berpikir.

Adapun faktor yang menyebabkan perempuan dapat lebih berprestasi yaitu:

  1. Kecerdasan.
  2. Minat dan bakat.
  3. Motivasi yang kuat.
  4. Pengalaman-pengalaman.
  5. Pengaruh keluarga yang mendukung.
  6. Lingkungan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Implementasi Nilai-Nilai Islam dalam Lingkungan Sekolah

  Implementasi Nilai-Nilai Islam dalam Lingkungan Sekolah   Deta Zahra Fauziah | 2201105008 Islam Disiplin Ilmu | 6B Dosen Pengampu: ...